Dasar Dasar Pendidikan di SH Terate

Dasar-Dasar Pendidikan SH Terate

Disampaikan Oleh: KRAT.H.Tarmadji Boedi Harsono, SE

Assalamualaikum Wr Wb

1 . PANDANGAN UMUM
Pada hahikatnya, pendidikan di Setia Hati Terate itu merupakan konsep pendidikan sepanjang masa. Karena itu sistem yang digunakan pun harus bisa mengikuti perkembangan zaman.Yakni konsep pendidikan berkualitas, berdaya saing tinggi dan bisa diterima oleh masyarakat luas.

Pada era perintisan, karena saat itu adalah zaman penjajahan, Bapak Ki Hadjar Hardjo Oetomo, pendiri Setia Hati Pencak Sport Club (SH PSC), cikal bakal SH Terate, memformat konsep latihan pencak silat sebagai basis pelatihan pemuda untuk melawan penjajah. Beliau mulai melatih pencak silat tahun 1922. Tapi baru memberi nama perguruan pencak silat yang dirintisnya itu tahun 1924 dengan nama Setia Hati Pencak Sport Club (SH PSC).

Kemudian di kediaman beliau, Desa Pilangbango (sekarang Kelurahan Pilangbango, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun), Bapak Hardjo Oetomo juga mengumpulkan sejumlah pemuda setempat. Mereka dilatih pencak silat, sebagai bekal berjuang melawan penjajah Belanda.

Karena Bapak Hardjo Oetomo itu murid dari Ki Ngabehi Soerodiwirjo (pendiri Setia Hati atau lebih sering disingkat SH), maka jurus yang ditularkan kepada murid muridnya saat itu adalah jurus milik SH yang lebih dikenal dengan jurus pencak Djoyo Gendilo Cipto Muljo.

Hemat saya, KRAT H. Tarmadji Boedi Harsono Adi Nagoro,SE, Ketua Umum SH Terate Pusat Madiun, Bapak Hardjo Oetomo tidak pernah menciptakan jurus sendiri. Jurus yang diajarkan kepada murid muridnya saat itu adalah jurus yang diperoleh beliau saat berguru kepada Ki Ngabehi Soeradiwirjo.

Jurus milik SH Winongo itu terus diajarkan kepada siswa, sejak berdiri hingga SH PSC berubah nama menjadi SH Terate pada tahun 1942, bahkan sampai masa kepemimpinan Soetomo Mangkoedjojo pada tahun 1953 � 1956.

Karena Bapak Hardjo Oetomo mendirikan perguruan pencak silat baru dan tetap menggunakan jurus SH, saat itu SH Terate sering diolok olok sebagai �SH Murtad.�

Pada tahun 1956, saat Bapak Irsad jadi Ketua Pusat SH Terate, mulai dilakukan uji materi dan pendalaman gerakan jurus SH. Hasilnya, penyempurnaan jurus. Antara lain, pukulan mbandul pada jurus 1 (satu) sampai dengan 4 (empat) diganti dengan menohok. Kemudian jurus 8 (delapan) pasangan nangkis dan tendangan dua kali.

Pada saat Pak Irsad memimpin SH Terate juga diciptakan senam dari senam 1 (satu) sampai dengan senam 90 (Sembilan puluh). Kemudian, diciptakan pula Kode Pendekar SH Terate.

Pendalaman uji materi gerakan jurus dan penciptaan senam ini dilakukan, selain untuk mempertajam pelajaran pencak silat yang diberikan kepada siswa, juga dikandung maksud agar SH Terate tidak dijuluki SH Murtad

Pelajaran pencak silat dengan gerakan senam dan jurus yang disempurnakan di era Pak Irsad memimpin SH Terate inilah yang akhirnya dijadikan gerakan pencak silat baku SH Terate.

Oleh Pak Irsad, gerakan senam dan jurus yang telah disempurnakan itu kemudian diajarkan kepada murid pertama beliau. Yakni RM. Imam Koesoepangat.Boleh dibilang Mas Imam (penggilan akrab RM Imam Koesoepangat) merupakan siswa SH Terate yang pertama kali menerima pelajaran pencak dengan materi senam 1 (satu) sampai dengan 90 (sembilan puluh) ciptaan Pak Irsad dan pelajaran jurus yang telah disempurnakan.

Saya, KRAT H Tarmadji Boedi Harsono Adi Nagoro,SE, adalah anak didik Mas Imam yang pertama. Sejak saya latihan dan disyahkan pada tahun 1963, pelajaran pencak silat yang saya terima saat itu juga pelajaran pencak yang sudah disempurnakan pada era Pak Irsad. Yakni, senam 1 (satu) sampai dengan 90 (Sembilan puluh). Jurus yang sudah disempurnakan, pasangan, kemudian sambung persaudaraan.

Maknanya, sejak Mas Imam melatih, kemudian memimpin SH Terate, yang diajarkan beliau adalah senam dan jurus baru. Sedangkan jurus lama tidak lagi digunakan, karena jurus itu miliknya SH Winongo.

Di sela sela pelajaran itu diberikan permainan kripen, permainan toya. Terakhir dididik kerokhanian atau kebatinan. Istilahnya ilmu �kang aweh reseping ati � (ketenangan batin). Kemudian berkembang lagi ada pelajaran osdower.

Sementara itu, bagi saudara saudara kadang SH Terate yang mempelajari ilmu kebatinan dn kanuragaan, ibaratnya ngelmu amrih dibacok ora tedas (mempelajari ilmu kekebalan), ditembak lakak lakak (ditembak malah tertawa), saya pribadi tidak pernah mempermasalahkan, dengan catatan ilmu yang dipelajari itu dipergunakan hanya untuk pengayaan keilmuan secara pribadi dan tidak memasukkannya ke kurikulum pelajaran keilmuan di SH Terate.

Perlu saudara ketahui sejak tanggal 11 Agustus 1966 di dalam rapat Pusat telah sepakat bahwa SH Terate tidak akan berpolitik. SH Terate hanya akan berdharma untuk mendidik masyarakat lewat pelajaran budi pekerti luhur. (Dokumen terlampir)

Perkembangan selanjutnya, setelah saya melatih dan diserahi amanah memimpin Setia Hati Terate, pelajaran pencak silat yang diberikan kepada siswa hamper semuanya memakai jurus yang telah disempurnakan, dan terus pelajaran itulah yang dberikan sampai sekarang.

Perlu dicatat, sejak Mas Imam memimpin Setia Hati Terate, Tahun 1974, dilanjutkan masa kepemimpinan Pak Badini Tahun 1977, samapai pada masa kepemimpinan saya, KRAT. H Tarmadji Boedi Harsono Adi Nagoro,SE, sebenarnya masih banyak kadang Setia Hati Teate yang mempelajari jurus lama (Jurus SH Winongo). Tapi sejauh ini mereka tidak pernah mempermasalahkan. Saya pribadi juga tidak pernah mempermasalahkan, sepanjang itu hanya untuk pengetahuan dan pengayaan keilmuan pribadi pribadi warga.

Sebab menurut hemat saya, jurus yang sekarang disebut sebut sebagai jurus lama itu milik SH Winongo. Referensinya, selama ini belum ada sumber terpercaya yang mengatakan, bahwa pendiri SH Terate, Pak Hadjo Oetomo, menciptakan gerakan jurus sendiri. Yang beliau ajarkan kepada murid muridnya adalah jurus milik SH Winongo.

Sementara pelajaran pencak silat yang dijadikan ajaran baku di Setia Hati Terate adalah jurus yang sudah disempurnakan di masa kepemimpinan Pak Irsad.

Secara garis besar bisa saya simpulkan, bahwa pelajaran pencak silat di SH Terate dari dulu sampai sekarang masih sama. Yakni :


  1. Didikan Lahiriyah
  2. Senam dari senam 1 (satu) sampai dengan senam 90 (Sembilan puluh)
  3. Jurus 1 (satu) sampai 36
  4. Pasangan
  5. Sambung Persaudaraaan
  6. Ke-SH-an (kerokhanian atau kebatinan)
  7. Permainan Blati
  8. Permainan Toya
  9. Permaian Krippen
  10. Osdower


1 . Didikan Batiniyah (Ke-SH-an)

Didikan kerokhanian atau kebatinan atau juga biasa di sebut Ke-SH-an di SH Terate, bertitik tolak pada pendidikan mental spiritual dengan konsepsi ajaran budi luhur tahu benar dan salah beriman dan bertakwa kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa.

Didikan ini sering pula saya sebutkan sebagai ngelmu kang gawe reseping ati (ilmu yang membuat ketenangan hati).. Dharma yang dilakukan, suka membahagiakan dan mendahulukan kepentingan orang banyak tanpa mengesampingkan kepentingkan pribadi.

Saya menjabarkan didikan kerokhanian itu dengan pepatah yang paling sederhana yang sengaja dipasang di dinding Padepokan AGung SH Terate. Yaitu : �Aja seneng gawe ala ing liyan, apa alane gawe seneng ing liyan� (Jangan suka menyusahkan orang lain, sebab tidak ada jeleknya menyenangkan orang lain: Makna bebasnya, jangan suka membuat orang lain susah, tapi berbuatlah atau berdharmalah agar membahagiakan orang lain, hingga nantinya kita dicintai orang lain dan bias hidup damai, rukun dan bermartabat.)

Artikel ini di ambil dari situs resmi http://www.shterate.or.id

http://www.shterate.or.id/dasar-dasar-pendidikan-di-sh-terate/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tujuan PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE

PSHT - SH TERATE ITU PERSAUDARAAN